Saya tinggal dikota yang nyaman, aman, tertib, dan indah. Masyarakat yang beragam, agama, suku dan golongan. Mereka saling menjaga privasi masing-masing dengan tetap menjaga kebersamaan, toleran dan sesuai dengan slogan "HATTI BERIMAN" Sehat Tertib Bersih Indah Aman.
Saya masuk Salatiga 38 tahun yang lalu.
Dalam rangka "nunut ngeyup" boro golek upa, tidak terasa ternyata sudah hampir 5 windu saya dan keluarga menikmati sejuknya udara Salatiga, suasana nyaman, hidup tenang damai dan berdampingan dengan masyarakat yang peduli sesama, saling menghormati dan punya toleransi tinggi.
Kini diusia mendekati senja saya hidup di lingkungan tetangga yang baik.
Tetangga paling dekat adalah Pak Wito sekeluarga besar, ya... keluarga besar, karena pak Wito bersama anak cucu dan juga saudara-saudaranya betempat tinggal berdampingan.
Ya dirumah ini separo jiwaku pergi selamanya, Tuhan telah memanggil pulang ke Rumah Bapa di Surga.
Sakit, perih, pedih, merintih lirih disanubariku.
Belum sampai aku merayakan pesta kawin emas, kekasihku sudah mendahului aku.
Ternyata cintaku sudah sampai diujung jalan, sepi .... sendiri .....
Tetanggaku yang baik, terima kasih untuk semua yang sudah diberikan.
Aku dan ketiga anakku bisa hidup damai disini, dengan tetangga yang baik.
Tetanggaku yang baik
Read User's Comments(0)
Wong cilik
06.51 |
Label:
Keikhlasan
Wong cilik linggih dingklik, ongklak angklik.
Dingklike cilik yen di senggol njempalik.
Wuala..... dadi wong ki nek cilik nyandang ra patiyo apik, mangane sithik yen arep tanduk ndadak lirak lirik.
Yen salah sithik sing gede banjur mendelik, arep nandangi apa-apa mesti gendulak-gendulik.
Wong cilik - wong cilik nduwe duit sithik ya kepingin iwak pitik.
Nanging kabeh mau ndadekake kepenak, amargo ora nate KPK tilik.
Wis ya Yu, aku mulih disik aku lagi ninggal dang-dangan sega berase pulen, beras menthik.
Salam ya Yu kanggo pak Lik
Langganan:
Postingan (Atom)